Tradisi "Uman Ubek" (Pesta Perdana)
Suku Dayak dikenal
sebagai suku asli yang mendiami Kalimantan dengan tradisi-tradisi yang masih
cukup terjaga budayanya dan dilakukan secara turun-temurun. Salah satu tradisi
yang cukup menarik untuk dibahas adalah tradisi Uman Ubek. Kita dapat menemukan dan melihatnya di
pedalaman Provinsi Kalimantan Timur, tepatnya di Kampung Tepian Buah Kecamatan
Segah Kabupaten Berau. Mayoritas penduduk Kampung Tepian Buah adalah suku Dayak
Kenyah Lepoq Jalan, meskipun di sana sudah banyak pendatang dari berbagai
tempat dan bermacam-macam suku.
Arsip Kampung Tepian Buah |
Uman
Ubek
berasal dari bahasa Dayak, terdiri dari dua kata, yaitu uman dan ubek, Uman berarti makan, Ubek artinya emping. Emping adalah makanan yang berasal dari
padi yang mulai menguning, dimulai dari masyarakat kampung yang bersama-sama
membersihkan lahan seorang warga yang akan ditanami padi, jenis padi yang
ditanam hanya satu jenis yaitu padi ketan. Setelah satu warga selesai, besok
giliran lahan warga yang lainnya. Jadi menggunakan sistem gotong royong,
Setelah tiga bulan kemudian tanaman padi yang telah ditanam mulai menguning.
Arsip Kampung Tepian Buah |
Jika padi sudah
terlihat menguning, sekitar pertengahan bulan Januari akan ada pengumuman dari
perangkat adat bahwa akan diadakan pesta uman
ubek. Keesokan harinya setelah pengumuman tersebut masyarakat kampung
berbondong-bondong mengambil dan membawa padi ketan sekitar 2 kg per rumah
tangga ke balai adat Kampung Tepian Buah untuk ditumbuk di lesung. Sebenarnya
dulu tradisi menumbuk padi di lesung dilakukan secara bersama-sama. Masyarakat
kampung akan datang kesuatu tempat (jika di Kampung Tepian Buah kumpul di balai
adat atau bisa juga di gereja). Padi ketan yang dibawa akan dikumpulkan
kemudian, digoreng, ditaruh di lesung panjang dan ditumbuk secara bersama-sama
oleh ibu-ibu masyarakat kampung.
Akan tetapi, untuk saat ini karena
semakin banyaknya jenis pekerjaan dan waktu kebersamaan masyarakat semakin
sedikit akhirnya kegiatan menumbuk padi di lesung yang dilakukan secara
bersama-sama sekarang hanya dilakukan sendiri-sendiri di rumah masing-masing.
Pesta uman ubek sering kali dilakukan
bersamaan dengan pesta akhir tahun karena musim yang bersamaaan dan hanya
sekali dalam setahun, biasanya dilaksanakan pada siang hari dan dipimpin oleh kepala
adat. Makanan utama dalam perayaan adalah emping, jadi masyarakat kampung
bersama-sama merasakan sekaligus bersyukur atas nikmat Yang Maha Kuasa. Sifat
pestanya tidak wajib, jika bisa dilakukan maka pesta itu akan dilakukan, tetapi
jika tidak maka tidak dilakukan.
Makna dari uman ubek ini adalah merasakan pesta perdana dan merasa bersyukur
atas karunia Tuhan yang telah memberikan nikmat berupa padi yang telah
menguning dan juga agar dijauhkan dari hal-hal yang merugikan.
Komentar
Posting Komentar