Gotong Royong Empat Kali Setahun Kampung Tepian Buah

Istilah gotong royong berasal dari bahasa Jawa. Gotong berarti pikul atau angkat, sedangkan royong berarti Bersama-sama. Sehingga jika diartikan secara harfiah, gotong royong berarti mengangkat secara bersama-sama atau mengerjakan secara bersama-sama. Jika dilihat sekilas, gotong royong tampaknya hanya terlihat suatu hal yang mudah dan sederhana, namun di balik kesederhanaannya, gotong royong menyimpan berbagai nilai yang mampu memberikan nilai positif bagi masyarakat yaitu kebersamaan, persatuan, rela berkorban, tolong menolong dan sosialisasi.

Arsip Kampung Tepian Buah


“Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”. Kalimat singkat namun maknanya sangat tergambar dengan jelas, kalimat tersebut sangat cocok menggambarkan kampung Tepian Buah di mana gotong royong sudah menjadi budaya dan sudah melekat pada suku Dayak sejak kampung Tepian Buah di bentuk. Gotong royong dilakukan 4 kali dalam setahun perdua bulan selama 2 hari pada hari senin dan selasa, gotong royong yang berupa kerja bakti membersihkan kampung dari RT 1 sampai RT 5 setiap masyarakat diwajibkan untuk berpartisipasi. Apabila ada masyarakat yang tidak ikut maka akan diberi sanksi berupa denda perkepala keluarga sesuai dengan UMR kecuali ada warga yang tidak bisa mengikuti dikarenakan sakit. Masyarakat yang berkerja di suatu perusahaan akan diberikan surat dispensasi yang dibuat oleh perangkat kampung. Gotong royong tersebut dibiayai oleh APBK (Anggaran Pendapatan Belanja Kampung) berupa konsumsi dan lain-lain namun tidak sepenuhnya.


Masyarakat sangat antusias dan bersemangat setiap melakukan gotong royong tersebut, karena masyarakat kampung Tapian Buah sadar akan pentingnya kebersihan, dimana kebersihan akan berdampak pada kesehatan. Kebersihan juga akan menimbulkan nilai keindahan pada kampung tersebut. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Kampung Tepian Buah

Biografi Kepala Kampung Tepian Buah

Kunjungan Wisata Menteri Ekonomi dan Pembangunan dari Jerman ke Air Terjun Tembalang